KISAH DUA PUTRI RAJA
Dongeng Kisah Dua Putri Raja- Alkisah di kerajaan antah berantah, terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja yang adil dan bijaksana. Sang raja memiliki dua putri yang sangat berbakat. Putri yang tertua bernama Lila. Adiknya bernaman Hanida. Putri Lila selain berparas cantik, juga sangat pandai bermain harpa. Kemahirannya tidak ada duanya di negeri tersebut. Sang adik, putri Hanida juga memiliki suara yang merdu dan indah, yang juga tiada tandingannya. Sayang sekali, ternyata secara diam-diam kedua putri raja tersebut saling cemburu. Putri Lila merasa semua orang lebih mencintai keindahan suara adiknya, ketimbang kemampuannya bermain musik.Sedangkan putri Hanida merasa bahwa orang-orang lebih menyanjung sang kakak.Selain karena keahlian bermusiknya, juga karena kecantikannya yang sangat mempesona. Putri Hanida sangat ingin memiliki wajah secantik kakaknya. Setiap Raja menjamu tamu kerajaan, pergelaran musik kedua putri raja tersebut selalu menjadi acara yang ditunggu-tunggu. Bahkan rakyat pun rela berdesak-desakan di luar istana untuk mendengarkan pertunjukan tersebut. Dibalik semua pujian dan penghargaan yang diterima kedua kakak beradik itu, tetap saja tidak mau memadamkan api cemburu diantara mereka. Walau demikian, tidak ada seorang pun yang mengetahui keadaan tersebut, kecuali para pengasuh putri. Para pengasuh menyayangkan keadaan tersebut. Ketegangan antara keduanya mencapai puncaknya, ketika Raja ingin mengadakan pesta besar-besaran untuk merayakan ulang tahun ketujuh belas putri Lila. Putri Lila mengajukan dirinya untuk mengatur dan mempersiapkan sendiri pesta ulang tahunnya itu,dan raja menyetujuinya. Dengan dilimpahkan mandat sepenuhnya bagi putri Lila untuk mengatur sendiri semua acara, maka ia pun berkuasa penuh untuk menentukan siapa raja yang akan mengisi acaranya itu.Putri Hanida merasa disisihkan, ia merasa tidak mampu berbuat apapun. Ia hanya bisa pergi kesuatu tempat rahasia untuk menenangkan diri, di sebuah telaga tersembunyi di pinggiran desa. Dalam perjalanan menuju pulang dari telaga tersebut, putri Hanida menyaksikan persiapan acara ulang tahun sang kakak yang diadakan secara besar-besaran. Disetiap penjuru tampak hiasan umbul-umbul dan pengumuman pun tersebar dimana-mana. Akhirnya acara pesta ulang tahun putri Lila pun dilangsungkan. Semuanya berjalan dengan lancar megah dan mengundang kekaguman. Bahkan dipuncak acara ketika putri Lila tampil memainkan Harpa tunggal di panggung. Semua tamu yang hadir sangat terpukau. Berbeda dengan sang kakak yang sangat puas dengan pujian dari para undangan yang hadir, sang adik makin putus asa dan merasa rendah diri. Tanpa ditemani siapapun, pagi-pagi sekali putri Hanida sudah berada di telaga. Dengan hati yang sangat pilu putri Hanida menumpahkan kesedihannya. Tiba-tiba seorang nenek menegurnya dan menanyakan apa yang mengganggu pikiran sang putri. Awalnya putri Hanida terkejut dan takut. Namun melihat wajah sang nenek yang tenang, lembut dan tampak sangat bijaksana, putri Hanida pun mengutarakan permasalahannya. Sang nenek sempat berusaha menasehati putri Hanida, bahwa kecantikan itu bukanlah segalanya. Namun karena sang putri tetap saja teguh dengan pendiriannya, sang nenek yang juga ternyata sakti itu pun menyanggupi dan mengabulkan permintaan putri Hanida. Saat itu juga wajah putri Hanida berubah menjadi cantik jelita, bahkan melebihi kecantikan putri Lila. Namun suara putri Hanida yang tadinya merdu kini menjadi parau dan sumbang. Putri Hanida yang begitu mengagumi penampilan barunya tidak terlalu peduli dengan suara merdunya yang hilang. Ia malah sibuk berkaca di air telaga yang jernih tersebut, sehingga ketika akhirnya ia hendak berterimakasih pada si nenek, ternyata nenek itu telah hilangn entah kemana. Putri Hanida dengan riang gembira segera bergegas kembali keistana. Namun karena wajahnya telah berubah, tak seorang pun yang mengenalinya.Ia bahkan di usir keluar dari istana dan dianggap sebagai orang yang tidak waras.Tetapi putri Hanida tak kehabisa akal. Dia mencoba membuktikan bahwa dirinya adalah putri Hanida dengan melantunkan sebuah nyanyian. Tetapi suara yang keluar begitu parau, sehingga ejekan dan cacian ditimpakan kepadanya. Sang putri pun akhirnya diusir dari kota dan tidak diperbolehkan untuk menginjak tempat itu lagi. Berjam-jam kemudian istana mulai panik, karena sampai saat menjelang malam putri Hanida tak kunjung pulang ke istana. Raja, Permaisuri dan putri Lila mulai cemas. Putri Lila merasa bertanggung jawab dengan menghilangnya putri Hanida. Pencarian besar-besaran pun dilakukan, bahkan telaga rahasia putri Hanida pun habis diaduk-aduk. Namun tetap saja putri Hanida tidak dapat ditemukan oleh prejurit istana. Hari berganti hari, suasana istana menjadi muram. Semuanya diliputi kesedihan, terutama putri Lila yang merindukan suara sang adik yang tak ada tandingannya. Sementara putri Hanida juga mendapat pelajaran berharga, bahwa kecantikan tanpa disertai kecakapan sama sekali tidak berarti apa-apa.Apalagi karena berhari-hari hanya makan buah-buahan dan dedaunan, kurang tidur dan putus asa, kecantikan yang sebelumnya begitu dibanggakan mulai pudar. Putri Hanida kemudian pergi menuju telaga.Disana ia melihat putri Lila ditemani oleh kedua pengasuhnya. Putri Hanida diam-diam bersembunyi dan mendengarkan apa yang dilakukan kakaknya itu. Ternyata putri Lila menumpahkan isi hatinya, bahwa ia selama ini merasa cemburu dengan kehebatan suara adiknya yang tiada tandingnya itu. Untuk menenbus kesalahannya itu, ia rela mengorbankan kemampuan bermusiknya. Karena tidak ingin sang kakak mengulangi kesalahan yang sama seperti yang pernah dilakukannya, putri Hanida keluar dari persembunyiannya dan meminta agar sang kakak mencabut kembali permohonannya itu. Awalnya putri Lila sempat kaget dan marah, ada orang yang tidak dia kenal mengaku-ngaku sebagai adiknya. Namun setelah sang putri Hanida menyampaikan beberapa rahasia yang hanya diketahui oleh mereka berdua, putri Lila pun akhirnya percaya. mereka berdua pun berpelukan saling meratapi dan menertawakan kebodohan dan kekonyolan mereka masing-masing. Mereka saling berpelukan sambil bermaaf-maafan dan menyadari kesalahan masing-masing.Namun tak berapa lama muncul suara gaib yang menasehati agar mereka saling menghargai, dan menyadari bahwa setiap orang dianugerahi kelebihan dan kekurangan masing-masing. Akhirnya suara dan wajah asli putri Hanida kembali seperti sediakala. Mereka kembali keistana dengan hati lega dan bahagia, disambut Raja, Permaisuri dan seluruh rakyat yang ingin segera mendengarkan suara merdu putri Hanida dan alunan musik putri Lila yang telah lama tidak terdengar. Demikianlah kita tidak boleh iri pada orang lain, karena Tuhan menciptakan manusia dengan kelebihan yang berbeda-beda untuk saling melengkapi.
selamat tidur anak-anak cerdik. semoga mimpi indah, trimakasih sudah berkunjung. datang lagi ya. sampai jumpa
Sabtu, 24 September 2016
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar